Rabu, 07 Desember 2016

Keutamaan Surat Yasin


Siapa yang tidak mengenal surat Yasin? Bisa dibilang, surat ini adalah surat panjang yang paling banyak dibaca oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Surat ini biasa dibaca oleh kaum muslimin di Indonesia sekali seminggu. Ada yang membacanya pada Senin malam, Selasa malam, namun yang biasa kita tahu dibaca pada malam Jum’at.

Biasanya pembacaan surat Yasin dilakukan secara bersama-sama dalam satu pengajian yang kemudian dilanjutkan dengan tausyiah dari ustadz hingga berakhirnya acara.

Membaca Surat Yasin di Malam Hari adalah Bid’ah?

Belakangan, muncul pendapat yang mengatakan aktifitas di atas adalah bid’ah, padahal sejatinya tidak demikian. Walaupun tidak ada anjuran untuk mengkhususkan pada malam tertentu, namun tidak serta merta aktifitas ini menjadi bid’ah yang tercela.

Meskipun, untuk malam Jum’at atau hari Jum’at sendiri ada surat khusus yang diajarkan oleh Nabi SAW, namun hal itu tidak mengurangi keutamaan surat Yasin apabila dibaca pada malam hari.

Atau, ada juga yang berusaha menghilangkan kebiasaan baik ini dengan mengatakan bahwasannya hadits-hadits mengenai keutamaan surat Yasin adalah hadits yang dha’if (lemah). Tidak dipungkiri, memang terdapat hadits yang lemah tentang fadhilah surat ini, namun apabila kita mau menelaah lebih lanjut, sebetulnya banyak juga hadits keutamaan surat Yasin yang shahih.

Hadits Shahih Manfaat Surat Yasin

Berikut ini adalah hadits-hadits shahih seputar keutamaan surat Yasin yang termasuk di dalamnya tentang keutamaan membaca surat ini kepada orang yang meninggal.

1. Keutamaan Membaca Surat Yasin di Malam Hari

مَنْ قَرَأَ يس فِيْ لَيْلَةٍ اِبْتِغَاءَ وَجْهِ اللهِ غُفِرَ لَهُ

Nabi SAW bersabda: “Siapa yang membaca (surat) Yasin pada malam hari dengan mengharap keridhaan Allah maka diampuni dosa-dosanya.” (HR. Ath-Thabrani/145, 418 dan Al-Baihaqi/2360, 2361 dari Abu Hurairah, Ad-Darimi/3478 dari Hasan, dishahihkan oleh Ibnu Hibban/2626)

Pada hadits ini tidak disebutkan kekhususan pada malam apa harus dibaca, sehingga menjadi kebebasan bagi kita mau pada malam apa saja kita membaca surat Yasin. Maka terkadang kita dapati di daerah A biasa membaca surat Yasin (atau biasa disebut dengan Yasinan) pada hari Senin malam Selasa, di daerah B hari Rabu malam Kamis dan di daerah X Yasinan-nya pada hari Kamis malam Jum’at. Karena memang tidak ada penetapan secara khusus dari Nabi SAW.

مَنْ دَاوَمَ عَلَى قِرَاءَةِ يس كُلَّ لَيْلَةٍ ، ثُمَّ مَاتَ ، مَاتَ شَهِيْدًا

“Siapa yang membiasakan membaca Yasin setiap malam, kemudian ia mati, maka ia mati dalam keadaan syahid.” (HR. Ath-Thabrani/7217 dari Anas bin Malik)

Pembacaan surat Yasin lebih dianjurkan untuk dibaca pada setiap malam agar mendapat keutamaan yang lebih besar. Namun, bukan berarti masyarakat yang membacanya khusus di satu malam tertentu itu amalan yang tidak baik. Bahkan, itu lebih baik daripada orang yang tidak pernah membacanya di malam hari dengan mengharap pahala dari Allah.

2. Manfaat Membaca Surat Yasin bagi Orang yang Meninggal Dunia

اِقْرَءُوْا عَلَى مَوْتاَكُمْ يس

Diriwayatkan dari Ma’qol bin Yasar, bahwa Nabi SAW bersabda: “Bacalah untuk orang mati di antara kamu, surat Yasin.” (Hadits shahih riwayat Ibnu Hibban/3064, juga diriwayatkan oleh Abu Daud/2714, Ibnu Majah/1438, Ahmad/19416, 19427, Nasai/10913, Alhakim/2028, Ath-Thabrani/16904, Al-Baihaqi/2356, 8930)

Mengenai kapankah kita harus membacanya, ulama menjelaskan bahwa boleh ketika si mayyit itu sekarat maupun sudah meninggal. Yang lebih baik lagi, dibacakan pada kedua waktu tersebut, sebelum dan sesudah meninggalnya Mayyit. Dalam kitab At-Taysiir, Al-Munawi berkata:

وفي رواية ذكرها ابن القيم عند ( موتاكم ) أي من حضره الموت من المسلمين لأنّ الميت لا يقرأ عليه

“...dalam riwayat yang disebutkan Ibnul Qayyim: yang dimaksud “mautaakum” adalah muslim yang akan meninggal dunia, karena mayyit tidak perlu lagi dibacakan.” Kemudian beliau mengatakan:

أو المراد اقرؤها عليه بعد موته والأولى الجمع

“Atau bisa juga maksudnya adalah bacakanlah setelah kematiannya. Yang paling utama adalah digabungkan.”

Terdapat sebuah riwayat dari Imam Ahmad bin Hanbal -semoga Allah meridhainya- mengenai keutamaan membaca surat Yasin bagi orang yang sekarat.

حَدَّثَنَا أَبُو الْمُغِيرَةِ حَدَّثَنَا صَفْوَانُ حَدَّثَنِي الْمَشْيَخَةُ أَنَّهُمْ حَضَرُوا غُضَيْفَ بْنَ الْحَارِثِ الثُّمَالِيَّ حِينَ اشْتَدَّ سَوْقُهُ فَقَالَ هَلْ مِنْكُمْ أَحَدٌ يَقْرَأُ يس قَالَ فَقَرَأَهَا صَالِحُ بْنُ شُرَيْحٍ السَّكُونِيُّ فَلَمَّا بَلَغَ أَرْبَعِينَ مِنْهَا قُبِضَ قَالَ فَكَانَ الْمَشْيَخَةُ يَقُولُونَ إِذَا قُرِئَتْ عِنْدَ الْمَيِّتِ خُفِّفَ عَنْهُ بِهَا قَالَ صَفْوَانُ وَقَرَأَهَا عِيسَى بْنُ الْمُعْتَمِرِ عِنْدَ ابْنِ مَعْبَدٍ

“Telah menceritakan kepada kami, Abu Mughirah, telah menceritakan kepada kami Sofwan, telah menceritakan kepadaku para guru sesungguhnya mereka menghadiri Ghudaif bin Al-Harits Ats-Tsumali ketika sekarat maka berkatalah : Siapa seorang di antara kalian yang mau membaca Yasin? -lalu Sofwan (periwayat hadits) berkata-: maka Soleh bin Syurekh As-Sakuni membaca surat Yasin tersebut, dan ketika bacaannya sampai ke-ayat 40, ternyata Ghudaif meninggal dunia. Sofwan berkata: Bahwasannya para guru mereka berkata, apabila dibacakan Yasin di sisi orang mati maka diringankan (pencabutan nyawa) darinya berkat bacaan Yasin tersebut. Berkata Sofwan : Dan Isa bin Mu’tamir telah membaca Yasin di sisi Ibnu Ma’bad.” (HR. Ahmad/16355)

Penjelasan Hadits tersebut menurut Ulama

Hadits pertama: “Barangsiapa membaca (surat) Yasin pada malam hari dengan mengharap keridhaan Allah, ia akan diampuni (dosanya).” Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam “Shahih”nya, Ibnus Sunni dalam “Amalul Yaumi wal Lailah”, Al-Baihaqi dalam “Syuabul Iman” dan lain-lain.

Komentar ulama tentangnya;

Imam Ibnu Katsir berkata dalam tafsirnya tentang hadits ini, “Sanadnya bagus.”

Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam kitabnya “Nataijul Afkar fi Takhriji Ahaditsil Adzkar” berkata tentang hadits tersebut: “Ini adalah hadits hasan.”

Imam Suyuthi mengatakan tentang hadits ini: “Ini adalah sanad yang sesuai standar shahih.” (Sumber: Kitab “Al-La’ali Al-Mashnu’ah”)

Imam Syaukani berkata: “Hadits: Barangsiapa membaca Yasin dengan mengharap ridha Allah, ia akan diampuni. Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dari Abu Hurairah secara marfu’ dan sanadnya sesuai standar shahih. Diriwayatkan juga oleh Abu Nu’aim dan Al-Khathib. Maka, tidak ada alasan memasukkan hadits tersebut ke dalam kitab hadits-hadits maudhu’ (palsu).” (Sumber: Al-Fawaid Al-Majmu’ah karya Imam Syaukani 1/303 Bab Fadhlul Qur’an, Maktabah Syamilah)

Hadits kedua: “Bacakanlah surat Yasin atas orang yang hampir mati di antara kamu.” (HR. Abu Dawud dan Nasa’i)

Komentar ulama tentangnya;

Hadits shahih menurut Ibnu Hibban (Bulughul Maram karya Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani).

Imam Syaukani berkata dalam “Al-Fathur Rabbani” tentang hadits tersebut: “Disebutkannya nama surat tersebut hanya dikarenakan oleh adanya keutamaan dan kemuliaan yang lebih padanya.”

Apakah itu mencakup orang yang hampir meninggal saja atau termasuk yang sudah meninggal?
Dalam At-Taysiir, Al-Munawi berkata: “...dalam riwayat yang disebutkan Ibnul Qayyim: yang dimaksud “mautakum” adalah muslim yang akan meninggal dunia, karena mayyit tidak perlu lagi dibacakan.” Kemudian beliau mengatakan: “Atau bisa juga maksudnya adalah bacakanlah setelah kematiannya. Yang paling utama adalah digabungkan.”

Ibnul Qayyim mengatakan, “Dikhususkannya Yasin karena di dalamnya terkandung ajaran tauhid, tempat kembali, berita gembira tentang surga untuk ahli tauhid dan kegembiraan orang yang meninggal di atas tauhid karena firman-Nya, “Seandainya kaumku mengetahui…” (At-Taysiir 1/390)

Dengan hadits-hadits shahih yang telah disebutkan tadi, maka kita tidak perlu ragu lagi untuk mengikuti masyarakat yang mengamalkan kebiasaan Yasinan, maupun membacakan surat Yasin bagi keluarga, kerabat maupun tetangga yang sedang sekarat atau telah meninggal dunia berdasarkan penjelasan di atas.

Wallahu 'alam bishshawab

Sumber nettik.net