Rabu, 05 Oktober 2016

Ngaji Akidah Islam Kepada Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari


Hal pertama yang harus diketahui oleh setiap mukallaf (orang yang telah terkena kewajiban ibadah) adalah mengetahui tentang Tuhannya; yaitu dengan cara menyakini bahwa Allah SWT Itu Ada bukan tidak ada, Maha Dahulu bukan baru, Maha Kekal bukan binasa, berbeda dengan makhluk. Tiada yang menyamai-Nya. Mandiri tidak butuh apa-apa, Esa tiada sekutu bagi-Nya dalam Dzat, sifat maupun aktifitasnya, memiliki sifat kuasa, kehendak, ilmu, hayat (hidup), mendengar, melihat dan berbicara. Dialah Dzat yang berkuasa, Dzat yang berkehendak, Dzat yang mengetahui, Dzat yang hidup, Dzat yang mendengar, Dzat yang melihat dan Dzat yang berbicara.

Allah mengutus para rasul dan menjaganya dari hal-hal yang tidak layak bagi mereka, mereka dijaga oleh Allah dari seluruh dosa, baik yang kecil terlebih yang besar, dari sebelum menjadi nabi terlebih setelahnya. Mereka dijauhkan oleh Allah dari penyakit-penyakit yang dibenci oleh manusia seperti penyakit kusta dan buta, (tetapi merekapun seperti manusia biasa; makan minum dan menikah).

Para rasul itu adalah makhluk yang paling mulia jika dibandingkan dengan seluruh makhluk. Namun berkenaan derajat mereka dibanding malaikat masih terdapat beberapa perincian (ada redaksi tafshiil, ada tafdhiil). Yang paling mulia di antara mereka semua adalah Nabi penutup yang syari'atnya menghapus syari'at-syari'at terdahulu; Nabi Muhammad SAW. Masa Nabi dan para sahabatnya adalah masa yang paling baik, sahabat yang paling mulia adalah Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan kemudian Ali bin Abi Thalib ra.

Kita harus mengimani apapun yang telah disampaikan oleh Allah SWT melalui Nabi Muhammad SAW seperti percaya kepada malaikat, kitab suci, pertanyaan kubur, kebangkitan setelah mati, penggiringan ke mahsyar, hiruk pikuknya Al-Mauqif (tempat berhenti setelah kebangkitan), menerima catatan amal perbuatan, menimbang amal, shirat (jalan) syafa’ah (pertolongan), surga, neraka, dan hal-hal yang harus diketahui dalam agama. Iman atas semua ini adalah wajib, ingkar atas semua ini berarti kafir.

Rukun Islam ada lima, yang pertama adalah bersyahadat (tanpa syahadat keIslaman tidak sah), kemudian, shalat, zakat, haji dan puasa Ramadhan. Sedangkan syarat untuk masuk Islam yaitu baligh dan berakal, (kedua syarat ini tidak berlaku bagi anak yang orangtuanya muslim). Syarat selanjutnya ialah sampainya dakwah (mengetahui tentang Islam), kemudian masuk Islamnya secara sukarela (syarat ini tidak berlaku bagi non-muslim harbi dan orang murtad).

Syarat selanjutnya adalah mengucapkan dua kalimat syahadat. Dalam mengucapkan kedua kalimat syahadat diharuskan untuk tertib, pertama bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah kemudian bersaksi bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah. Kemudian terus-menerus mengucapkan dua kalimat syahadat tersebut di setiap kesempatan.

Dalam mengucapkan kedua kalimat syahadat hendaknya menggunakan kata “asyhadu” serta butuh pula memahami makna dua kalimat syahadat tersebut dan menjaga kedua kalimat syahadat itu dari pengingkaran, serta yang terakhir berusaha menyempurnakan atau menyelesaikan pengucapan dua kalimat syahadat tersebut sebagai bentuk persaksian atas keIslaman.

*Dikutip dari Al-Maqshud al-Awwal kitab Jami’atul Maqashid karya Hadratussyaikh KH. M Hasyim Asy’ari.

(Sumber : tebuireng.org)